
Pertemuan ke-3 Kelas Audit Industri Spesifik: Insurance dilaksanakan pada hari Jumat, 19 September 2025, pukul 16.00 WIB, perkuliahan kali ini adalah pemaparan materi audit pada industri asuransi yang dibawakan oleh Ibu Veronica Utami (Audit & Assistant Manager KPMG). Materi difokuskan pada empat pokok bahasan utama, yaitu Insurance in Indonesia, Insurance Activities and Key Products, Key Accounting Standards, serta Key Audit Considerations.
Pembahasan pertama dimulai dengan penjelasan mengenai industri asuransi di Indonesia. Disampaikan data market leaders untuk sektor asuransi jiwa dan asuransi umum berdasarkan gross written premium tahun 2024. Pada asuransi jiwa, beberapa perusahaan besar yang mendominasi pasar antara lain Prudential, Allianz Life, AXA Mandiri, Manulife, dan AIA Financial. Sementara itu, pada asuransi umum, posisi teratas ditempati oleh Asuransi Sinar Mas, Asuransi Astra Buana, Tugu Pratama Indonesia Tbk., dan Asuransi Central Asia. Selain itu, dijelaskan pula mengenai kerangka regulasi yang mengatur industri asuransi di Indonesia, mulai dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, hingga regulasi OJK (POJK dan SEOJK). Regulasi ini diperlukan untuk menjaga stabilitas industri, melindungi konsumen, dan memastikan kepatuhan perusahaan asuransi. Salah satu aspek penting adalah solvency margin requirement (Risk Based Capital / RBC), yaitu cadangan minimal yang harus dimiliki perusahaan asuransi untuk mengantisipasi potensi kerugian akibat penyimpangan dalam pengelolaan aset dan liabilitas.
Selanjutnya, pemaparan masuk pada Insurance Activities and Key Products. Dijelaskan bahwa jenis usaha asuransi mencakup asuransi umum, kesehatan, jiwa, asuransi syariah (jiwa maupun umum), serta reassurance konvensional maupun syariah. Berdasarkan ketentuan POJK No. 11 Tahun 2023, unit usaha syariah wajib melakukan spin-off paling lambat pada 31 Desember 2026. Konsep dasar industri ini adalah risk pooling, yaitu pengumpulan premi dari banyak peserta untuk membayar klaim kepada sebagian kecil peserta. Proses bisnis asuransi melibatkan pengajuan aplikasi melalui agen atau broker, penentuan premi, mekanisme reasuransi, pencatatan cadangan teknis, hingga proses klaim yang melibatkan aktuaria. Produk asuransi juga beragam, misalnya pada asuransi umum terdapat product accident & health, motor, property damage, liability, hingga goods in transit. Sedangkan pada asuransi jiwa terdapat produk endowment, term assurance, pensions & annuities, unit-linked investment, whole life cover, dan health insurance.
Bagian berikutnya disampaikan oleh Bapak Albertus Pramaditya (Audit & Assistant Manager KPMG), beliau membahas mengenai Key Accounting Standards yang berlaku pada perusahaan asuransi. Proses akuntansi utama mencakup underwriting, claim, reserving, investasi, serta reassurance. Dalam underwriting, auditor perlu memperhatikan pengakuan premi, cut-off, dan cadangan premi belum merupakan pendapatan (unearned premium reserve). Pada proses klaim, fokusnya adalah penentuan cadangan klaim, validitas klaim, serta potensi adanya klaim fraud. Proses reserving menekankan pada pengujian cadangan klaim termasuk IBNR (incurred but not reported), sementara pada investasi dan reasuransi dilakukan pencatatan transaksi sesuai standar akuntansi. Selain itu, dijelaskan juga alur transaksi yang mencakup underwriting, reinsurance, klaim, investasi, payroll, hingga penyajian laporan keuangan.
Topik terakhir adalah Key Audit Considerations dalam industri asuransi. Pada proses underwriting, risiko yang sering ditemui adalah premi tidak tercatat secara akurat, cut-off yang tidak tepat, serta rekonsiliasi antara underwriting system dan general ledger yang tidak sesuai. Dalam proses klaim, auditor perlu mewaspadai adanya klaim fiktif atau fraud, cadangan klaim yang tidak memadai, hingga permasalahan cut-off. Auditor juga harus menilai cadangan klaim yang belum terselesaikan serta pengujian IBNR. Di sisi lain, keterlibatan aktuaria menjadi sangat penting, khususnya dalam menguji asumsi manajemen, metodologi perhitungan cadangan, dan memberikan hasil analisis independen yang menjadi bukti audit. Pertimbangan lain adalah aspek IT, mengingat perusahaan asuransi sangat bergantung pada sistem teknologi. Oleh karena itu, auditor perlu menguji baik automated controls maupun manual controls yang terkait dengan IT.

Sebagai penutup, perkuliahan ini menekankan bahwa pemahaman terhadap industri asuransi sangat penting bagi auditor. Hal ini mencakup pemahaman atas regulasi, mekanisme bisnis, standar akuntansi, serta area risiko audit yang khas. Dengan pemahaman tersebut, auditor dapat lebih tepat dalam mengidentifikasi risiko, merancang prosedur audit, dan memastikan kewajaran laporan keuangan perusahaan asuransi.