
Tim Program Studi Sarjana Akuntansi – Fakultas Ekonomi – Universitas Katolik Parahyangan telah lolos pada kegiatan HSBC Indonesia Business Case Competition 2025 sebagai juara 1 dan selanjutnya mewakili Indonesia untuk mengikuti kegiatan HSBC/HKU Business Case Competition 2025 yang terdiri oleh Stevan Sukandi (Akuntansi ’22), Antonio Alfio (Akuntansi ’22), Aurelius Nathanael Gunawan (Akuntansi ’22), dan Richie (Akuntansi ’22).
Rangkaian Kegiatan HSBC/HKU Asia Pacific Business Case Competition (BCC) yang diselenggarakan atas kerjasama antara HSBC dengan The University of Hong Kong (HKU) di Hong Kong terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan yang diikuti oleh 24 Universitas dari berbagai negara.Salah satu acara yang sangat menarik yaitu kegiatan charity yang dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2025. Kegiatan charity tersebut terbagi menjadi 5 aktivitas berbeda yaitu pelayanan kepada underprivileged elderly, youth, ethnic minorities, handicapped, dan animals.
Aktivitas pelayanan kepada Underprivileged Elderly diikuti oleh Stevan dalam bentuk sebuah kunjungan ke food shelter Food Angel di daerah Sham Shui Po, Hong Kong. Sebagai area yang dianggap sebagai salah satu daerah terbelakang di Hong Kong, Food Angel, yang merupakan orangisasi nirlaba independen yang menyaluran makanan surplus kepada orang-orang yang kurang mampu, memainkan peran penting dalam membantu memastikan para lansia area tersebut memiliki akses kepada makanan berkualitas dan sehat. Aktivitas tersebut dilaksanakan di Sham Shui Po Central Kitchen Food Angel dimana para perwakilan dari setiap negara mendengarkan presentasi perkenalan dari Food Angel dan mendiskusikan kebutuhan-kebutuhan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual lansia di area Sham Shui Po. Setelah diskusi kelompok tersebut, para perwakilan dibawa ke area makan untuk bersosialisasi bersama para lansia. Disana, perwakilan dari setiap negara masuk ke kelompok-kelompok kecil untuk berbincang-bincang bersama para lansia dan memperkenalkan kultur atau kata-kata sederhana dari bahasa masing-masing. Diadakan juga sebuah sesi doorprize untuk para lansia dimana souvenir yang dibawakan oleh para perwakilan dari negaranya masing-masing diundi untuk dibagikan kepada para lansia. Setelah sesi sosialisasi tersebut selesai, Food Angel melakukan sesi pembuatan seni kolaboratif sebagai tanda pengingat apa yang telah dipelajari dan menjadi motivasi untuk masa depan. Para perwakilan dibekali semangat baru untuk tidak menganggap makanan sebagai hal sepele, dan gestur-gestur perhatian serta kasih sayang sederhana dapat sangat berarti untuk para lansia.
Aktivitas bersama ethnic minorities diikuti oleh Aurelius dan Richie yang berada dalam satu kelompok yang sama. Aktivitas ini dilakukan di St. John’s Cathedral bersama dengan lembaga Mission for Migrant Workers (MFMW), sebuah lembaga yang memberikan jasa bagi para pekerja imigran dari Asia, dan berkomitmen untuk memberikan komunitas yang peduli serta inklusif di Hong Kong. Kegiatan dimulai dengan perkenalan singkat mengenai lembaga yang menaungi pekerja imigran ini, dan dilanjutkan dengan perkenalan bersama para pekerja imigran yang hadir juga di hari tersebut. Pekerja imigran yang hadir pada acara charity ini sebagian besar tenaga kerja wanita yang berasal dari Indonesia dan Filipina. Acara dilanjutkan dengan kegiatan group sharing bersama dengan para pekerja imigran. Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok bersamaan dengan berbagai pekerja imigran yang hadir. Peserta diarahkan untuk berdiskusi mengenai pengalaman yang dirasakan oleh para pekerja imigran ketika bekerja di Hong Kong. Para peserta dalam setiap kelompok mendengarkan berbagai cerita dari para pekerja imigran, sebagian besarnya mengalami permasalahan dengan majikannya di Hong Kong. Kejadian yang menimpa mereka tidak jauh dari pelecehan seksual, pengusiran paksa, dan juga kekerasan terhadap tenaga kerja wanita. Setelah group sharing selesai, acara ditutup dengan makan malam bersama semua peserta dan para pekerja imigran. Peserta juga menyiapkan secarik kertas yang berisi pesan yang ingin disampaikan kepada para pekerja imigran, kemudian acara selesai dan peserta kembali ke hotel. Aktivitas pelayanan kepada kelompok anak dan remaja (youth) diikuti oleh Alfio dalam kunjungan ke St. James’ Settlement. Organisasi ini didirikan pada tahun 1949 oleh Uskup R.O. Hall dari Gereja Anglican, yang awalnya berfungsi sebagai klub pemuda di sebuah kuil di Stone Nullah Lane, Wanchai. Seiring perkembangan waktu, St. James’ Settlement bertransformasi menjadi lembaga pelayanan sosial yang menyediakan beragam layanan, mencakup youth service, elderly service, dan layanan rehabilitasi. Kegiatan diawali dengan sesi pengenalan singkat dari pihak St. James’ Settlement yang menjelaskan visi dan misi organisasi serta ragam program yang mereka jalankan. Acara kemudian dilanjutkan dengan implementasi langsung dari program youth service, khususnya career service, yang bertujuan membimbing anak-anak hingga remaja dalam mengenali potensi diri dan menentukan arah karir di masa depan. Program ini dirancang secara interaktif melalui simulasi berbagai jenis profesi, seperti guest service hotel, pramugari/pramugara, hingga pengobatan tradisional dengan teknik akupuntur. Selain itu, St. James’ Settlement juga memperkenalkan elderly service yang mereka jalankan, dengan salah satu fokus utama pada pencegahan risiko penyakit Alzheimer pada lansia. Pendekatan yang digunakan cukup unik, yaitu melalui permainan board games yang dirancang untuk menstimulasi daya pikir, melatih konsentrasi, serta menjaga fungsi kognitif para peserta lansia. Seluruh peserta HSBC/HKU Business Case Competition yang tergabung dalam kelompok ini turut berpartisipasi secara aktif dalam sesi simulasi profesi serta permainan board games tersebut. Sebagai penutup rangkaian kegiatan, seluruh peserta yang terbagi menjadi beberapa kelompok kecil melakukan sesi group sharing untuk merefleksikan pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh melalui kunjungan di hari itu.