HSBC Business Case Competition (BCC) The University of Hong Kong (HKU)

Kegiatan HSBC/HKU Asia Pacific Business Case Competition (BCC) yang diselenggarakan atas kerjasama antara HSBC dengan The University of Hong Kong (HKU) di Hong Kong terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan dan diikuti oleh 24 Universitas dari berbagai negara. Perlombaan berlangsung selama 4 hari yang terdiri dari babak eliminasi selama 3 hari dan 1 hari untuk final. Pada babak eliminasi, dari 24 tim dibagi ke dalam 6 divisi yang berbeda setiap harinya. Masing-masing tim berlomba-lomba memperoleh poin terbanyak untuk memasuki babak final. Tahun ini, tim dari Universitas Katolik Parahyangan berasal dari Program Studi Akuntansi bernama 4U yang beranggotakan empat mahasiswa yaitu Stevan Sukandi (2022), Antonio Alfio (2022), Aurelius Nathanael Gunawan (2022), dan Richie (2022) berkesempatan untuk mengikuti rangkaian HSBC/HKU Asia Pacific Business Case Competition (BCC) di Hong Kong karena sebelumnya telah memenangkan HSBC Business Case Competition 2025 di Indonesia.

Hari pertama perlombaan dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2025, Tim UNPAR ditempatkan di Divisi E bersamaan dengan 3 universitas lainnya, yaitu RMIT Vietnam (Vietnam), Peking University (Tiongkok), dan Shaheed Sukhdev College of Business Studies, University of Delhi (India). Pada divisi ini, Tim UNPAR mendapatkan urutan kedua presentasi, sehingga persiapan dimulai pada pukul 11.30 HKT. Persiapan pembuatan presentasi case dilakukan di dalam ruangan hotel di Hotel Jen, ditemani oleh Student Ambassador yang membawa paket kasus dan mengawasi kerja dari tim. Kasus yang dihadapi pada ronde pertama ini adalah mengenai TEMU, sebuah platform e-commerce yang dimiliki perusahaan Pinduoduo (PDD) Tiongkok. Kasus yang dibahas adalah mengenai bagaimana TEMU bisa tetap mempertahankan perkembangan perusahaan di tengah tensi geopolitik yang tinggi di antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta apakah strategi yang harus dilakukan TEMU terkait target pasarnya. Selama 3 jam waktu diskusi di hotel, tim UNPAR mengusung strategi untuk membuka gudang di salah satu negara di Eropa, yaitu Jerman. Tujuannya adalah untuk menyelesaikan ketidakpastian terkait supply chain yang terganggu karena TEMU masih berproduksi di Tiongkok. Selain itu, tim UNPAR juga mengusung strategi untuk mempertahankan pasar yang sudah ada di Amerika Serikat, sehingga dibuatlah perencanaan pemasaran untuk TEMU. Setelah proses diskusi selesai, tim UNPAR berangkat menuju Hong Kong University (HKU) untuk melakukan presentasi di depan para juri. Presentasi dilakukan selama 20 menit, dilanjutkan 15 menit tanya jawab dan 8 menit feedback dari juri. Para juri memberikan pujian atas presentasi dari tim UNPAR yang dinilai sangat komprehensif dengan pembawaan yang menarik. Para juri juga memberikan saran untuk tim agar strategi yang disusun sebaiknya merupakan strategi yang memiliki wow factor atau dengan kata lain unik dan mengesankan. Pengumuman hasil pada babak pertama dilakukan pada malam hari ketika acara welcome dinner. Hasil pada babak pertama yaitu tim UNPAR menempati posisi kedua dalam divisi E, mengungguli Shaheed Sukhdev College of Business Studies, University of Delhi pada peringkat ketiga dan Peking University pada peringkat keempat, sementara posisi pertama dari  Divisi E diungguli oleh RMIT Vietnam.

Hari kedua perlombaan dilaksanakan pada 4 Juni 2025. Tim UNPAR tergabung dalam Divisi B bersama dengan 3 tim lainnya, yaitu Ateneo de Manila University (Filipina), Ritsumeikan Asia Pacific University (Jepang), dan University of Colombo (Sri Lanka). Berbeda dengan format Business Case Competition pada umumnya yang bersifat presentasi kelompok di hadapan panel juri, ronde kedua dalam kompetisi ini mengadopsi format boardroom challenge. Dalam format ini, dua tim dipertemukan secara langsung dalam sesi presentasi satu lawan satu. Tim pertama akan menyampaikan presentasi terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan challenge dari tim kedua, dan disusul dengan rebuttal dari tim pertama untuk menanggapi dan mempertahankan argumennya. Proses yang sama kemudian dilanjutkan oleh tim kedua. Setiap tim diberikan alokasi waktu maksimal 20 menit, dengan ketentuan bahwa durasi presentasi minimal 10 menit, sementara sisa waktu dapat digunakan secara fleksibel untuk sesi challenge dan rebuttal. Setelah kedua tim menyelesaikan presentasi beserta dengan challenge dan rebuttal, sesi dilanjutkan dengan tanya jawab bersama dewan juri selama 20 menit. Dalam ronde boardroom challenge ini, Divisi B terbagi ke dalam 2 pertandingan, yaitu pertandingan pertama antara Ateneo de Manila University dan University of Colombo, serta pertandingan kedua antara tim UNPAR dan Ritsumeikan Asia Pacific University. Kasus yang diangkat dalam ronde boardroom challenge ini berfokus pada tantangan pemulihan sektor pariwisata Hong Kong pasca-pandemi. Menanggapi hal ini, Hong Kong Tourism Board (HKTB) mengundang agensi pemasaran dari berbagai negara yang diperankan oleh masing-masing tim, untuk mengajukan proposal program pemasaran, yang bertujuan untuk mempromosikan Hong Kong sebagai destinasi unggulan di negara asal masing-masing. Dalam kasus ini, tim UNPAR berhasil mengidentifikasi dua kendala utama dalam menarik wisatawan Indonesia, yaitu keterbatasan destinasi dan pilihan kuliner yang ramah bagi wisatawan Muslim, serta rendahnya daya beli masyarakat berpenghasilan rendah di Indonesia. Menanggapi hal tersebut, tim UNPAR merancang strategi “Hong Kong 4U Package Deal”, sebuah paket wisata yang menyediakan Islamic Tour, dirancang khusus untuk wisatawan Muslim dengan jaminan kuliner bersertifikasi halal, fasilitas ibadah yang memadai, dan itinerary yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Selain itu, package deal ini juga mencakup subsidi bagi wisatawan Indonesia berpenghasilan rendah, sehingga perjalanan ke Hong Kong menjadi lebih terjangkau dan inklusif. Dalam boardroom challenge ini, tim UNPAR berhasil memberikan challenge yang kritis kepada tim dari Ritsumeikan Asia Pacific University, serta melakukan rebuttal secara logis dan persuasif untuk menanggapi tantangan dari tim lawan dan mempertahankan strategi yang diajukan. Hasil akhir dari ronde kedua menetapkan Ateneo de Manila University sebagai peringkat pertama, disusul oleh University of Colombo di posisi kedua, Ritsumeikan Asia Pacific University di peringkat ketiga, dan tim UNPAR menempati posisi keempat. Meskipun telah menunjukkan performa yang solid, strategi yang ditawarkan oleh Ritsumeikan Asia Pacific University dinilai lebih unggul dan berhasil meyakinkan juri dalam menjawab tantangan secara menyeluruh.

Hari ketiga perlombaan (5 Juni 2025) tim UNPAR menempati divisi B dengan urutan presentasi kedua. Studi kasus yang dihadapi adalah persaingan ketat di industri teknologi digital dan internet, khususnya pasar streaming, yang dihadapi oleh Mango TV. Permasalahan utamanya adalah bagaimana Mango TV dapat mengimplementasikan AI dan mengembangkan teknologi lain untuk memperbesar market shares, baik dengan memanfaatkan sumber daya internal maupun melalui kerja sama eksternal, sambil tetap memperhatikan cyber security system. Tim UNPAR mengusung strategi jangka pendek untuk mengatasi permasalahan cyber security dengan technology resource planning berupa kerja sama dengan pihak eksternal serta membuat sistem secara mandiri supaya tetap memiliki kendali atas keamanan IT system pada perusahaan Mango TV. Strategi jangka panjang yang dilakukan yaitu mengembangkan AI dengan kolaborasi dengan perusahaan IT untuk membuat karakter pada dunia maya serta menerapkan virtual reality (VR) untuk memberikan experience yang lebih baik pada pengguna Mango TV. Masa persiapan pembentukan presentasi berlangsung selama 3 jam dimulai pada pukul 11.30 HKT. Presentasi berlangsung selama 20 menit dengan 15 menit tambahan untuk sesi tanya jawab dengan juri. Feedback yang diberikan dari para juri cukup positif yang mengapresiasi kelengkapan strategi jangka pendek dan jangka panjang. Hasil penilaian dari juri memberikan tim UNPAR berada pada posisi ketiga pada divisi B, disusul oleh Lady Shri Ram College University of Delhi pada posisi kedua, dan Bangladesh University of Professionals menempati posisi pertama. Dengan pengumuman poin pada hari ketiga, yang berarti juga telah ditetapkan 4 tim dengan poin tertinggi untuk memasuki babak final. Finalis terdiri dari Ritsumeikan Asia Pacific University dari Jepang, University of Amsterdam dari Netherlands (Belanda), RMIT University dari Vietnam, dan University of Auckland dari New Zealand.

Perlombaan hari keempat (6 Juni 2025) diselenggarakan di HSBC Headquarters yang berlokasi di Central, Hong Kong. Tim UNPAR bersama para tim lainnya yang tidak memasuki babak final disajikan studi kasus yang dikerjakan oleh para finalis, yaitu terkait implementasi aktivitas pengadaan inklusif melalui diversifikasi rantai pasok pada HSBC. Kasus tersebut menekankan kebutuhan HSBC untuk memilih pemasok yang efektif dan beragam terkait kebutuhan server racks dan pengembangan onboarding app-nya. Keempat finalis memberikan presentasinya di depan para juri, yang merupakan petinggi HSBC Hong Kong, para peserta lain, dan karyawan-karyawan umum HSBC Hong Kong. Pada akhirnya, babak tersebut dimenangkan oleh RMIT University dari Vietnam yang mengusulkan sebuah platform support bagi para pemasok baru dalam HSBC untuk berkolaborasi dengan para pemasok utama sehingga menguatkan posisi para pemasok baru tersebut. Tak hanya itu, tim RMIT University juga mengusulkan penetapan kerangka kriteria dan seleksi pemasok baru untuk database dan portal pemasok HSBC saat ini agar memastikan setiap pemasok yang dipilih untuk menjadi mitra memenuhi standar diversity dan kemampuan yang diharapkan oleh HSBC. Pada akhirnya, strategi yang komprehensif, kreatif dan tajam tersebut, yang dibarengi oleh analisis dan implementasi yang kuat, memenangkan RMIT University Vietnam untuk meraih gelar juara utama, diikuti oleh University of Amsterdam – Belanda sebagai juara kedua, Ritsumeikan Asia Pacific University – Jepang sebagai juara ketiga, dan University of Auckland – New Zealand sebagai juara keempat.

List Universitas

Mauritius – Curtin University Mauritius

Hong Kong SAR, China – The University of Hong Kong

Hong Kong SAR, China – The Chinese University of Hong Kong

Taiwan, China – Taiwan University

China – Nanjing University

China – Peking University

Macao SAR, China – Macao Polytechnic University

South Korea – Ewha Womans University

Japan – Ritsumeikan Asia Pacific University

Philippines – Ateneo de Manila University

Sri Lanka – University of Colombo

New Zealand – University of Auckland

United Arab Emirates – Abu Dhabi University

Singapore – Nanyang Technological University

Vietnam – Foreign Trade University

Vietnam – RMIT University Vietnam

Bangladesh – Bangladesh University of Professionals

India – Shaheed Sukhdev College of Business Studies, University of Delhi

India – Lady Shri Ram College, University of Delhi

Thailand – Chulalongkom University

Indonesia – Universitas Katolik Parahyangan

Australia – The University of Sydney

Netherlands – University of Amsterdam Malaysia – Universiti Malaya

X