
Pada pertemuan ke-11, Rabu 8 Desember 2021, kelas Audit Industri Spesifik membahas topik mengenai audit pada industry Fast Moving Consumer Goods (FMCG) yang dibawakan oleh Bapak Aditya Tirta selaku Director Audit KPMG Indonesia. Sesi diawali dengan perkenalan dan penjelasan singkat mengenai overview perusahaan-perusahaan FMCG di Indonesia serta karakteristik yang membedakan industri ini dengan industri-industri lainnya. Bapak Aditya juga menjelaskan bagaimana perkembangan teknologi mempengaruhi perilaku konsumsi masyarakat terutama kaum milenial. Dengan adanya pandemic Covid-19 ini juga tentunya berdampak pada performa keuangan perusahaan FMCG, dimana ada sektor-sektor produk tertentu yang mengalami penurunan penjualan seperti kosmetik, tetapi ada juga produk-produk yang justru mengalami pertumbuhan penjualan yang pesat seperti alat mandi, sabun cuci tangan, hand sanitizer yang sangat dibutuhkan untuk menjaga kebersihan pada masa pandemi ini.
Pembahasan selanjutnya masuk ke topik mengenai audit industri FMCG. Auditor harus memperhatikan dengan seksama akun-akun tertentu yang memiliki risiko audit yang lebih besar dibanding akun lainnya. Pada industri ini, salah satu akun yang signifikan adalah akun pendapatan, dimana terdapat risiko-risiko terjadinya trade loading, bill-and-hold, serta trade promotions. Trade loading terjadi ketika perusahaan melakukan penjualan kepada distributor dengan jumlah yang melebihi kapasitas yang distributor dapat jual kembali ke konsumen. Perusahaan menawarkan diskon, rabat, maupun insentif-insentif dan juga menyediakan fasilitas retur apabila barang tersebut tidak dapat terjual. Sedangkan bill-and-hold adalah suatu praktek dimana perusahaan melakukan penjualan terlebih dahulu dan mengakui pendapatan pada saat itu, namun barang tidak dikirimkan kepada pembeli sampai tanggal tertentu. Ketiga praktek ini memiliki satu tujuan yang sama, yaitu untuk meningkatkan penjualan pada laporan keuangan.
Selain ketiga praktek tersebut, auditor juga harus memperhatikan adanya risiko audit atas diskon, rabat dan insentif dimana dapat terjadi ketidakakuratan dalam estimasinya serta adanya indikasi fraud atau penipuan dimana angka diskon, rabat, dan insentif dikecilkan dengan maksud untuk membesar-besarkan angka penjualan. Mahasiswa juga diberikan insight mengenai audit prosedur yang harus dilakukan mengenai risiko-risiko audit tersebut.
Selanjutnya, Bapak Aditya juga membuka wawasan mahasiswa mengenai Data & Analytics (D&A) yaitu proses analisis data mentah sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat digunakan oleh auditor. Dengan adanya perkembangan teknologi, maka KAP juga mengalami perubahan yang cukup signifikan baik dari cara kerja, sistem informasi yang digunakan, serta bentuk-bentuk data yang diolah. Proses D&A dimulai dari tahap planning, data extraction, analysis, reporting, dan completion. Dengan adanya D&A ini, auditor sangat terbantu dari berbagai segi, seperti proses analisa yang lebih cepat dengan data yang lebih banyak, lebih akurat, serta mendapatkan visibilitas yang lebih baik atas tren yang terjadi diseluruh dunia. Hal ini tentunya akan menambah value KAP itu sendiri.
Pertemuan ini ditutup dengan sesi tanya jawab antara mahasiswa dengan Bapak Aditya., serta diadakan dua arah dalam bentuk diskusi. Sesi tanya jawab diikuti para mahasiswa dengan aktif dan antusias. Dengan diselenggarakannya sesi kali ini, diharapkan dapat menambah ilmu mahasiswa seputar audit pada industri FMCG.