Pertemuan ke 12 Kelas Audit Industri Spesifik: Multi Finance

Pada hari Rabu, 4 Desember 2024, diselenggarakan pertemuan ke-12 untuk Mata Kuliah Pilihan Audit Industri Spesifik. Perkuliahan dimulai pada pukul 13.00 WIB, di ruang Smart Classroom 9714 Lantai 7 Gedung 9 Universitas Katolik Parahyangan. Pertemuan perkuliahan hari ini berbentuk pemaparan materi audit pada industri Multi-Finance dari tim KPMG Indonesia melalui Microsoft Teams. Pemaparan materi ini dibawakan oleh Bapak Yochian (Audit Director) dan Ibu Erine Anita (Audit Senior Manager).

Pemaparan materi Multi-Finance dibagi ke dalam lima topik pembahasan, yaitu Pengenalan Perusahaan Pembiayaan, Proses Bisnis Perusahaan Pembiayaan, Manajemen Risiko pada Perusahaan Pembiayaan, Perlakukan Akuntansi dan Isu Penerapan Standar Akuntansi, serta Overview Peraturan OJK atas Perusahaan Pembiayaan.

Pembahasan pertama dibawakan oleh Bapak Yochian, membahas pengertian perusahaan pembiayaan, yaitu sebuah badan usaha yang melakukan pembiayaan untuk pengadaan barang dan/atau jasa, baik itu pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, hingga pembiayaan multiguna (POJK No. 35/POJK.05/2018). Berkaitan dengan proses utama yang terjadi pada perusahaan pembiayaan, dijelaskan 4 prosesnya, yaitu akuisisi portofolio baru, pemeliharaan portofolio, manajemen risiko kredit, dan aktivitas keuangan (treasury). Setiap proses bisnis utama yang dilakukan oleh perusahaan pembiayaan ini, memiliki tahapan-tahapan yang berbeda dalam melaksanakan aktivitasnya.

Selanjutnya dibahas mengenai sumber pendanaan dari perusahaan pembiayaan yang berasal dari 4 kemungkinan sumber, yaitu penerbitan obligasi, penjualan aset dan pembiayaan penerusan, pinjaman dari bank, atau pembiayaan bersama (joint finance). Bapak Yochian menjelaskan secara rinci bagaimana keempat sumber pendanaan ini bisa dilakukan beserta contoh-contohnya. Pada sub-topik ini, Bapak Yochian juga membahas pengertian sewa beserta 2 jenis dan indikator dari sewa, yaitu sewa pembiayaan dan sewa operasi.

Pembahasan dilanjutkan oleh Ibu Erine Anita mengenai risiko-risiko dalam perusahaan pembiayaan. Terdapat risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, dan risiko operasional. Setelah membahas singkat mengenai risiko-risiko yang ada, Ibu Erine membahas bagaimana cara mengatur risiko (manajemen risiko) di dalam langkah-langkah konkret yang bisa dilakukan untuk memitigasi masing-masing risiko yang ada.

Selanjutnya Ibu Erine Anita juga membahas perlakuan Akuntansi pada perusahaan pembiayaan, dimulai dari akun kunci beserta akun-akun terkait, yaitu pada pos aset dan liabilitas (Laporan Posisi Keuangan) serta pos pendapatan dan biaya (Laporan Laba Rugi). Sebagai perusahaan pembiayaan, maka akun kunci yang dibahas pada pos aset adalah piutang beserta dengan penyisihan kerugian penurunan nilai piutang, yang menjadi salah satu langkah mitigasi oleh perusahaan dalam menanggapi kerugian nilai piutang. Pada pos liabilitas, perusahaan pembiayaan berfokus pada sumber pendanaan dari pinjaman, baik dari bank ataupun dari supplier, serta penerbitan surat berharga (obligasi). Pos pendapatan menunjukkan fokus operasional perusahaan, di mana inti dari kegiatan operasionalnya adalah menghasilkan pendapatan. Tidak jauh membahas tentang pendapatan, pos beban juga menjadi salah satu pos akun penting dalam perusahaan pembiayaan, contohnya beban bunga, insentif kepada dealer, dan beban penyisihan kerugian penurunan nilai piutang.

Berikutnya Ibu Erine Anita membahas terkait pembuatan jurnal transaksi pembiayaan konsumen. Jurnal diawali dengan pencatatan awal pembiayaan yang mencatat piutang pembiayaan konsumen di debit, sedangkan di kredit mencatat pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui, utang usaha kepada dealer, dan utang usaha kepada perusahaan asuransi. Selanjutnya saat angsuran jatuh tempo atau penerimaan cicilan, jurnal yang dicatat adalah kas/bank di debit dan piutang pembiayaan konsumen di kredit yang nominalnya didapat dari perhitungan dengan metode straight line. Lalu dibuat juga jurnal terkait pendapatan saat pembayaran angsuran diterima, yaitu pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui di debit dan pendapatan pembiayaan konsumen di kredit. Selanjutnya Ibu Erine Anita juga membahas terkait pembuatan dan perbedaan pada jurnal transaksi untuk sewa pembiayaan dengan sewa operasi.

Lalu dibahas juga mengenai isu penerapan Standar Akuntansi pada perusahaan pembiayaan, yaitu isu pada biaya transaksi dan pendapatan jasa pembiayaan; isu penjualan aset, pembiayaan penerusan (channeling), dan pembiayaan bersama (joint financing); serta isu cut-off. Contoh permasalahan yang terjadi pada biaya transaksi adalah akuisisi dari piutang pembiayaan konsumen dan penerbitan kewajiban keuangan; sedangkan yang terjadi pada pendapatan jasa pembiayaan adalah pendapatan administrasi, komisi asuransi, dan biaya jasa penagihan. Lalu pada isu penjualan aset, pembiayaan penerusan, dan pembiayaan bersama, Bapak Yochian membahas 3 kriteria penghentian pengakuan, analisis penghentian pengakuan, pengalihan aset keuangan, pengalihan risiko dan manfaat kepemilikan, evaluasi pengendalian, dan akuntansi untuk penjualan. Pada isu cut-off, dibahas permasalahan pada perbedaan periode cut-off antara perusahaan pembiayaan dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan pembiayaan.

Terakhir, Bapak Yochian menekankan kembali secara singkat peraturan dari OJK atas perusahaan pembiayaan. Regulasi yang harus dipatuhi oleh perusahaan pembiayaan memang tidak sedikit. Setiap regulasinya mengendalikan berbagai topik yang memang berkaitan langsung dengan perusahaan pembiayaan. Sesi pembelajaran dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif dengan kedua pemateri. Mahasiswa dalam kelas aktif bertanya melalui kolom chat dari aplikasi Microsoft Teams dan kemudian dijawab oleh Bapak Yochian dan Ibu Erine.

X