
Memasuki pertemuan kelimanya, mata kuliah Audit Industri Spesifik (AIS) yang merupakan hasil kolaborasi antara Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) dan KPMG Indonesia kembali menghadirkan sesi dengan topik Banking yang sangat informatif. Pada tanggal 1 Oktober 2025, perkuliahan diselenggarakan secara tatap muka di kampus Universitas Katolik Parahyangan Ruangan Smart Classroom Gedung 9 Lantai 7 dengan fokus pada salah satu sektor paling teregulasi, yaitu industri perbankan.
Para mahasiswa dari angkatan 2022 dan 2023 mendapatkan kesempatan istimewa untuk belajar langsung dari para praktisi KPMG mengenai kegiatan audit di sektor perbankan. Kehadiran dari Ibu Novie ( selaku Partner dari KPMG Indonesia ) dan Ibu Mutia ( selaku Manager dari KPMG) memberikan perspektif dan pemahaman komprehensif, mulai dari dinamika industri hingga pertimbangan kunci dalam proses audit perbankan. Mahasiswa diperkenalkan pada berbagai jenis bank, termasuk klasifikasi berdasarkan modal inti (KBMI) yang membagi bank ke dalam empat kelompok berbeda. Selanjutnya, pembahasan masuk ke kegiatan operasional bank, yaitu aktivitas utama seperti penghimpunan dana (funding), penyaluran kredit (loans), dan jasa-jasa lainnya. Para pengajar menfokuskan pada produk simpanan yaitu deposito serta berbagai jenis pinjaman. Puncak dari materi adalah pembahasan mengenai pertimbangan kunci dalam mengaudit laporan keuangan bank. Para praktisi KPMG menjelaskan bahwa siklus audit selalu dimulai dengan penilaian risiko (risk assessment) yang cermat untuk memahami entitas dan lingkungannya.
Dua akun ditekankan sebagai area yang paling kritis dan signifikan dalam audit bank adalah Kredit yang Diberikan (Loan Receivables) dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) atau biasa disebut Allowance for Impairment Losses. CKPN menjadi fokus utama karena perhitungannya sangat bergantung pada asumsi dan judgement manajemen sehingga memiliki risiko salah saji material atau bahkan fraud yang lebih tinggi. Auditor harus menaruh perhatian lebih pada area ini agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku seperti PSAK 109. Suasana kelas terasa sangat hidup karena kesempatan belajar langsung dari dua ahli dan para mahasiswa yang aktif terlibat dalam sesi tanya jawab. Interaksi langsung ini membuktikan nilai lebih dari perkuliahan luring, di mana transfer pengetahuan praktis dari dunia industri ke lingkungan akademis dapat berjalan secara maksimal. Pertemuan kelima ini sekali lagi menegaskan kesuksesan program kolaborasi UNPAR dan KPMG dalam mempersiapkan calon-calon auditor yang tidak hanya kuat secara teori, tetapi juga kaya akan wawasan praktis dari berbagai industri.
Program Studi Akuntansi Universitas Katolik Parahyangan