
Pada hari Rabu, 15 Oktober 2025, diadakan pertemuan Ke-7 dari Mata Kuliah Pilihan Audit Industri Spesifik yang diadakan oleh Prodi Akuntansi Universitas Katolik Parahyangan dengan kerja sama dengan Kantor Akuntan Publik KMPG. Perkuliahan dimulai pada pukul 12.30 WIB di ruang Smart Clasroom ruangan 9714 lantai 7 Gedung 9 Universitas Katolik Parahyangan. Pertemuan perkuliahan dilakukan secara luring tetapi juga dihadiri secara daring oleh Bapa Indra Wijaya selaku Partner Audit KPMG Indonesia sekaligus tim KPMG. Pada pertemuan kali ini sangatlah spesial ketimbang pertemuan – pertemuan yang lampau, karena di pertemuan kali ini bukan Tim KPMG yang memberikan paparan materi tentang suatu industri spesifik. Tapi di pertemuan kali ini diisi dengan presentasi materi – materi yang telah dijelaskan sebelumnya yang dipresentasikan oleh Mahasiswa – Mahasiswi yang merupakan bagian dari perkuliahan Audit Industri Spesifik
Setiap materi yang pernah dijelaskan sebelumnya seperti E-Commerce, General Mining, Banking, dan Plantation menjadi topik presentasi kali ini. Setiap kelompok Mahasiswa juga memiliki perusahaan – perusahaan yang berbeda yang menjadi contoh perusahaan dari industri yang mereka akan presentasikan. Setiap kelompok mempresentasikan Company Overview, Financial Highlight of The Company, Identification of Audit Risk, dan Audit response.
Kelompok pertama yang melakukan presentasi adalah Mahasiswi Shavina Dwi Gunawan dan rekan – rekan sekelompoknya yang mempresentasikan tentang industri E-Commerce dengan contoh perusahaan Alibaba. Tim E-commerce menjelaskan mengenai area – area yang menjadi fokus utama audit itu dilakukan. Menurut Tim E-commerce area – area itu adalah resiko dari pengakuan pendapatan yang bisa terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, Biaya yang dikapitalisasi akibat adanya pengembangan laman digital perusahaan E-commerce tersebut, Valuasi dari barang – barang yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, dan juga valuasi dari piutang dagang. Dari semua area fokus audit tersebut memiliki respon yang auditor harus mengerti juga yang dijelaskan secara baik oleh Tim E-commerce. Penjelasan tidak kalah lengkap karena adanya penjelasan tambahan dari Bapa Indra yang mengatakan bahwa dalam melakukan audit terhadap perusahaan E-commerce, auditor juga akan melakukan application control dikarenakan jumlah sample test yang sangat banyak.
Kelompok kedua yang melakukan presentasi adalah Mahasiswi Angelique Ruth dan rekan – rekan sekelompoknya yang mempresentasikan tentang industri General Mining dengan contoh perusahaan Petrindo Jaya Kreasi. Tim General Mining menjelaskan mengenai audit yang dilakukan pada perusahaan Petrindo Jaya Kreasi. Tim General Mining juga menunjukkan adanya financial highlight yang berisi akun seperti mining properties and striping activities yang hanya ada di laporan keuangan perusahaan yang berkecimpung di sektor general mining. Mereka juga menujukkan key audit matters yang penting di perusahaan ini seperti adanya harga batubara yang dapat berfluktuasi sehingga dapat mempengaruhi pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan dan juga angka estimasi cadangan batu bara yang dimiliki oleh perusahaan. Pada kali ini Bapa Indra menjelaskan bahwa adanya perbedaan antara estimasi cadangan dan juga estimasi sebenarnya yang ada di perusahaan yang harus diperhatikan secara lebih jauh. Hal ini dikarenakan cadangan di dalam tanah tidak serta merta dijadikan aset karena tidak sesuai kriteria yang ada.
Kelompok ketiga yang melakukan presentasi adalah Mahasiswi Athanasia Adela dan rekan – rekan sekelompoknya yang mempresentasikan tentang industri Banking dengan contoh perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Tim Banking melakukan penjelasan yang mendalam terutama tentang perusahaan yang memiliki angka Non Performing Loan yang tinggi sehingga menjadi masalah audit utama yang harus diteliti lebih dalam. Hal ini dijelaskan oleh perusahaan karena menjadi suatu resiko audit yang auditor harus telusuri lebih dalam. Selain itu Tim Banking juga menjelaskan resiko audit lain seperti adanya resiko likuiditas perusahaan yang dapat mengalami masalah hingga resiko pasar. Bapa Indra juga membantu menjelaskan bahwa tanggung jawab auditor dan tanggung jawab manajemen harus dibedakan. Hal ini karena kecukupan rasio likuiditas diatur oleh OJK, tetapi yang memastikan kecukupannya adalah manajemen dari perusahaan itu sendiri sehingga tidak ada hubungannya dengan proses audit.
Presentasi keempat yang melakukan presentasi adalah Mahasiswa Darwin dan rekan – rekan sekelompoknya yang mempresentasikan tentang industri Plantation dengan contoh perusahaan Dharma Satya Nusantara. Tim plantation menjelaskan bahwa dalam melakukan audit terhadap perusahaan, tim auditor harus melihat beberapa resiko audit seperti kapitalisasi biaya estate, perhitungan physical inventory yang perusahaan miliki, dan harga – harga komoditas yang sering berfluktuasi sehingga mengakibatkan perhitungan yang dapat berubah juga dalam jangka waktu tertentu. Bapa Indra juga menjelaskan bahwa dalam perhitungan inventory, yang disebut dengan inventory adalah buah yang siap dipanen atau sudah dipanen. Aset biologi diukur menurut nilai wajar. Lalu Bapa Indra menambahkan bahwa di akhir periode akan dilihat umur dari buahnya yang kemudian akan diklasifikasikan.
Pertemuan ke – 7 dari Mata Kuliah Audit Industri Spesifik merupakan sebuah pengalaman yang berarti bagi mahasiswa yang datang pada perkuliahan kali ini. Hal ini karena hasil pemikiran dan presentasi yang telah dikerjakan oleh kelompok – kelompok diberikan umpan balik dari Bapa Indra yang tentu membuahkan informasi baru bagi mahasiswa.
Program Studi Akuntansi Universitas Katolik Parahyangan
