
Pada hari Rabu, 16 Oktober 2024, diselenggarakan pertemuan ke-7 untuk Mata Kuliah Pilihan Audit Industri Spesifik. Perkuliahan dimulai pada pukul 13.00 WIB, pada ruang Smart Classroom 9714 Lantai 7 Gedung 9 Universitas Katolik Parahyangan. Pertemuan perkuliahan hari ini menjadi sangat istimewa karena dihadiri secara langsung oleh Ibu Ratna Wulandari selaku Partner Audit KPMG Indonesia. Berbeda dari pertemuan-pertemuan sebelumnya, pertemuan kali ini bukan berbentuk pemaparan materi audit pada industri tertentu dari tim KPMG Indonesia, melainkan diisi oleh presentasi materi-materi sebelumnya yang dibawakan oleh mahasiswa-mahasiswi yang menjadi peserta kuliah Audit Industri Spesifik.
Setiap kelompok mempresentasikan lingkungan bisnis industri yang dipresentasikan, informasi keuangan, identifikasi risiko pada industri tersebut, bentuk-bentuk prosedur audit yang dapat digunakan dan hal lainnya yang bersangkutan. Presentasi pertama dibawakan oleh Angela Novita dan rekan sekelompoknya yang menjelaskan industri asuransi dengan contoh perusahaan Astra Life. Tim asuransi menjelaskan risiko-risiko seperti kesalahan pencatatan premi dan pencatatan polis pada periode yang salah, juga prosedur-prosedur audit yang dapat memitigasi risiko tersebut seperti pemeriksaan sistem otorisasi dan vouching atau inspeksi kelengkapan dokumen. Tim asuransi juga menjelaskan hal lain berupa keluhan nasabah Astra Life yang tidak menerima polis karena indikasi kecurangan dari agen asuransi dan mengungkapkan bahwa hal tersebut menekankan pentingnya auditor dalam memastikan kelengkapan dokumen dan sistem pengendalian internal perusahaan untuk memitigasi kemungkinan terjadinya kecurangan oleh agen. Untuk menutup presentasi tersebut, Ibu Ratna menambahkan bahwa dalam industri asuransi, peran teknologi informasi dan pengendalian menjadi sangat penting karena jumlah transaksi yang banyak dan jumlah uang yang besar.
Presentasi kedua dibawakan oleh Catherine Phanduwinata dan rekan sekelompoknya yang menjelaskan industri E-Commerce dengan menggunakan Kioson Komersial Indonesia sebagai contoh perusahaannya. Tim E-Commerce menjelaskan bahwa audit dalam industri E-Commerce perlu memerhatikan pengakuan pendapatan, biaya pengembangan situs perusahaan, juga valuasi persediaan dan piutang. Kebanyakan risiko pada industry ini juga muncul dari komponen-komponen tersebut, seperti ketidakakuratan data dalam kontrak pendapatan, pengendalian internal yang tidak memadai, ketidakakuratan kapitalisasi biaya pengembangan situs dan hilangnya data. Tim E-Commerce juga menjelaskan prosedur audit seperti sampling atas beberapa kontrak penjualan yang ada, melakukan impairment test atas aset tak berwujud perusahaan dan memeriksa dokumen-dokumen terkait penjualan dan pelunasan piutang perusahaan. Untuk industri E-Commerce, Ibu Ratna juga menambahkan bahwa industri E-Commerce harus sangat memperhatikan kualitas lingkungan teknologi informasi yang ada dan sistem penyimpanan data perusahaan. Hal-hal seperti kebocoran data konsumen merupakan risiko yang besar dalam industri ini sehingga kualitas teknologi informasi dan pelibatan spesialis IT menjadi hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam audit industri E-Commerce.
Presentasi ketiga dibawakan oleh Erel Ghania Gustawijaya dan kelompoknya yang memaparkan industri perbankan dengan menggunakan Bank Mandiri sebagai contoh perusahaannya. Tim perbankan menjelaskan bahwa audit perbankan memiliki risiko seperti bocornya data nasabah dan kepatuhan kepada regulasi Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia. Tim perbankan juga menyampaikan prosedur audit seperti melakukan prosedur analitis untuk menganalisis kesesuaian Capital Adequacy Ratio dengan yang sudah ditetapkan oleh OJK. Ibu Ratna menambahkan bahwa perbankan merupakan salah satu bidang industri paling kompleks untuk diaudit. Audit pada industri perbankan perlu sangat memerhatikan pengendalian internal perusahaan agar menjamin keamanan data dan pencegahan pencucian uang. Ibu Ratna menekankan bahwa penelusuran arus uang dalam bank harus jelas agar mencegah terjadinya pencucian uang.
Presentasi keempat dibawakan oleh Aurelius Nathanael Gunawan yang menjelaskan industri pertambangan dengan menggunakan Adaro Energy sebagai contoh perusahaannya. Tim pertambangan menjelaskan karena sifat perusahaan tambang yang berjangka panjang, muncul risiko-risiko seperti goodwill impairment, provisi dan reklamasi tambang, perbedaan tarif pajak pada kontrak dan keadaan sebenarnya dan fluktuasi harga komoditas yang benar dialami oleh Adaro Energy. Tim pertambangan juga menjelaskan prosedur audit seperti perhitungan ulang goodwill untuk memeriksa akurasi dan mencari pemahaman lebih dalam terkait metodologi dan akurasi perhitungan provisi pada situs tambang untuk memitigasi risiko-risiko tersebut. Ibu Ratna menambahkan pentingnya mencari dokumen-dokumen pendukung untuk memastikan biaya-biaya yang terjadi pada perusahaan benar terjadi dan memastikan pertambangan patuh dengan regulasi pemerintah yang cukup kompleks.
Pertemuan ketujuh Audit Industri Spesifik ini merupakan sebuah kehormatan dan pengalaman yang luar biasa karena kehadiran Ibu Ratna secara langsung di kampus UNPAR. Setelah seluruh presentasi berakhir, Ibu Ratna yang juga merupakan alumni UNPAR, memberikan motivasi bagi para mahasiswa untuk menjunjung tinggi loyalitas dan semangat pantang menyerah dalam berkarir sebagai seorang auditor. Bimbingan dan kehangatan Ibu Ratna dapat dirasakan meningkatkan antusiasme para mahasiswa yang saling mengajukan pertanyaan dan berdiskusi mengenai lingkungan bisnis, prosedur audit, risiko dan solusi-solusi yang dapat dilakukan pada industri-industri yang dipresentasikan. Dengan kehadiran Ibu Ratna dan dinamika pertemuan ketujuh ini, para mahasiswa diharapkan dapat semakin memahami proses audit dan lingkungan bisnis industri-industri yang telah dibahas pada pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Program Studi Akuntansi Universitas Katolik Parahyangan